Jumat, 16 Januari 2009

FanFic - TomaPi

KISS~

Pairing : Ikuta Toma x Yamashita Tomohisa (TomaPi)
Author : Ore! >,<
A/N : hontou ni gomen ne, bwt smua error yg terjadi di Fic ini. gw berusaha bwt ngedapetin chemistry tomapi dlm diri gw, n trnyata gag gmpang jg. Gw nyadar, kalo gw blom begitu ngenal mereka dng sangat baik(gw masi terus2an pendekatan sma mereka). Karena itu, bwt smua fans tomapi yg baca Fic ini maapkan akuh! Hontou ni sumimasen deshita!! >,< *bungkukin badan* tapi gw ttep pngen bikin lg Fic ttg mereka yg mgkin bs lebih baek ntar, hehe~* pantang menyerah ap gag tw diri?* dakara..mohon bantuan, saran, nasehat, dan semangatnya^^ Onegaishimasu!! >,<



Chiba, 1998

”Sou ka... jadi sekarang kamu memanggilnya Takizawa-kun??” tanya Ikuta Toma pada sahabat sekaligus kouhai nya, Yamashita Tomohisa. Mereka sedang dalam perjalanan pulang sekolah dan membicarakan senpai mereka Takizawa Hideaki yang akhir-akhir ini memang tiba-tiba dekat dengan mereka, terutama dengan Yamashita.
”Un, dia tiba-tiba memintaku untuk memanggilnya seperti itu. Terdengar tidak sopan, ne Ikuta-kun??” sahut Yamashita sambil sedikit memiringkan kepalanya melihat pada Toma.
”Hmmm---” Toma berpikir sebelum menjawab. ’Sebenarnya sama seperti panggilanmu padaku, tapi kita kan telah mengenal dan berteman sejak 2 tahun yang lalu, sedangkan Takizawa-senpai hanya baru beberapa bulan saja kamu kenal’ Toma melanjutkan kalimatnya dalam hati, kalimat yang tak berani dia keluarkan dari mulutnya.
”Bagaimana menurutmu?” tanya Yamashita lagi.
”Ii ne—dengan kamu memanggil seperti itu, berarti kalian semakin akrab” kata Toma akhirnya. Dia tersenyum pada Yamashita, walau sebenarnya dia keberatan. ”Lagipula, dia yang memintanya sendiri, bukan salahmu”

Yamashita mengangguk-anggukkan kepalanya seperti membenarkan kata-kata Toma. Diam-diam Toma menatap Yamashita, sahabatnya yang sangat lucu dan menggemaskan. Sejak kecil dia selalu menjadi kesayangan orang banyak, dan setelah mereka masuk sekolah menengah pertama pun, dia kembali menjadi idola. Toma tak heran kalau Takizawa-senpai yang juga populer di sekolah ingin dekat-dekat dengannya. Toma sama sekali tak merasa iri atau tak mendukung jika memang seperti itu, hanya saja--- Toma takut Yamashita tak akan lagi bersamanya. Kalau memang Yamashita menjadi sangat populer dan bergabung dengan orang-orang yang populer... Toma takut Yamashita akan meninggalkannya. Dia hanya seorang murid sekolah menengah pertama biasa yang tak akan pantas jika bergabung dengan murid-murid populer. Tapi dia juga tak mau kalau harus tak lagi berteman dengan Yamashita. Tiba-tiba saja semuanya jadi terasa berat di pikiran Toma.

”Ne, Ikuta-kun~ bagaimana kalau kita ke laut dulu sebelum pulang??” kata Yamashita tiba-tiba, yang membuat Toma membuyarkan pikiran-pikirannya.
”A~, tampaknya kita akan telat sampai rumah---”
”Sebentar saja~” kata Yamashita lagi sambil menarik tangan Toma untuk mengambil jalan lain sehingga mereka bisa cepat sampai ke laut, tempat favorit mereka. Toma tak bisa menolak lagi.

Mereka sampai di pinggir laut, angin laut berhembus ke arah mereka, membelai rambut dan tubuh kecil mereka. Yamashita berlari-lari, setelah menyimpan tas sekolahnya begitu saja di atas pasir. Seperti biasa dia memang selalu seperti itu, dia sangat menyukai laut. Toma memperhatikannya saja dari tempatnya. Sampai dilihatnya Yamashita tampak kelelahan, lalu berbaring di atas pasir. Toma menghampirinya sambil membawakan tas milik nya. Dia duduk di samping sahabatnya itu yang sekarang memejamkan matanya.

”Kamu mengotori seragam mu, Yamashita” kata Toma sambil melihat padanya. Yamashita membuka matanya sedikit, silau dengan sinar matahari yang sedang menuju ke arah barat untuk tenggelam. Dia menengokkan kepalanya ke arah Toma yang duduk di sampingnya.
”Besok hari minggu bukan? Okaachan akan mencuci seragamku” katanya tenang.
Toma tertawa, lalu memukul kepala Yamashita pelan. Anak ini memang selalu bisa menjawab perkataannya. Yamashita balas tertawa, kemudian meneruskan memejamkan matanya. Kembali menghadap ke langit biru yang mulai sedikit kekuningan karena senja yang akan segera tiba.
Mereka terdiam seperti itu selama beberapa menit. Sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sekali lagi, Toma menengokkan kepalanya ke arah Yamashita. Dia masih memejamkan matanya, tampak damai. Toma jadi berpikir apa sahabatnya itu tertidur?? Suasana seperti ini memang sangat santai dan damai, memudahkan siapapun untuk tertidur. Apalagi Yamashita yang memang sangat menyukai suasana seperti ini.

”Ne, Yamashita???” panggil Toma. Dia tak boleh membiarkan anak itu tertidur. Mereka harus sampai dirumah sebelum matahari benar-benar tenggelam.
”Hmm?” sahut Yamashita. Ternyata dia tidak tidur. Dia hanya berbaring dan memejamkan matanya seperti itu. Toma menghembuskan napas lega, setidaknya dia tak akan kesulitan membangunkan orang tidur, atau lebih parah dia tak harus menggendong Yamashita untuk pulang ke rumah. Setahun yang lalu, itu pernah terjadi. Yamashita dengan tenangnya tertidur disana dan Toma tak bisa membangunkannya, hingga dia menggendong Yamashita sampai tiba di rumah. Dan sejak itulah, hubungan mereka pun semakin dekat, kemudian bisa disebut sahabat. Toma tak pernah keberatan untuk selalu membantu Yamashita, untuk selalu menjaganya. Usia mereka mungkin hanya terpaut perbedaan setengah tahun lebih, tapi Toma selalu merasa dia memiliki seorang adik lagi.

”Nani Ikuta-kun??”
”A~ Yamashita--- mulai sekarang kamu tak boleh memanggilku Ikuta-kun” kata Toma tiba-tiba, membuat Yamashita membuka matanya dan bangun dari berbaringnya, lalu memandang Toma heran.
”Nande??!” tanyanya tak sabar.
”Aku—tak mau kamu memanggilku seperti itu lagi” Toma melihatnya sekilas, lalu mengalihkan matanya ke arah laut.
”Are?? Apa itu--- tidak sopan? Aku harus memanggilmu Ikuta-senpai seperti dulu??” Yamashita tampak tak percaya dengan perkataan Toma. Di dalam hatinya dia sedikit kecewa. Mereka telah berteman lama, dan dia tiba-tiba tak boleh memanggil sahabatnya itu dengan panggilan akrab yang biasa?? Yamashita jadi berpikir, apa selama ini Toma tak pernah menganggapnya sahabat???

Toma melihat ke arah Yamashita lagi. Dia melihat wajah manis di hadapannya terlihat khawatir dan tak percaya. Angin mempermainkan rambut mereka. Toma melihat poni Yamashita menutupi sedikit matanya. Tanpa sadar, dia mengulurkan tangannya dan menyingkirkan poni itu dari mata Yamashita. Toma tersenyum lebar, dia berusaha tak terlihat gugup. Dia sendiri tak menyadari dengan yang dia lakukan. Beruntung, Yamashita tak berkomentar apapun. Dia masih menunggu jawaban Toma.

”Aku—hanya mau kamu memanggilku Toma” kata Toma akhirnya. Sekali lagi Yamashita tampak kaget, dia mengerutkan keningnya. Ternyata tak seperti yang dia pikir. Toma malah ingin dia memanggilnya dengan nama depan.
”Jadi—kamu akan memanggilku, Tomohisa??”
”Aku tidak tau” kata Toma sambil tersenyum lebar lagi seperti tadi. Dan mengangkat bahunya. Yamashita menghembuskan napasnya, lalu berbaring lagi ditempatnya tadi.

”Kenapa akhir-akhir ini semua orang bertingkah aneh padaku??” keluhnya. Yang membuat Toma kembali tertawa. Dia mengerti maksud perkataan Yamashita. ’semua orang memang akan bertingkah aneh sejak mereka mengenalmu’ gumam Toma dalam hati. Dia mengulurkan tangannya dan mengacak-acak rambut Yamashita.
”Ikou yo—kita harus pulang!” kata Toma sambil berdiri dari duduknya.
”Ha~~i, Ikuta-kun...” sahut Yamashita sambil ikut berdiri dan mengibas-ngibaskan pasir yang menempel di seragamnya.
”Aku baru bilang, kamu tak boleh---” Toma baru akan protes karena panggilan Yamashita yang masih seperti itu. Tapi Yamashita memotongnya cepat,
”Untuk terakhir kali” katanya, sambil memberikan senyuman termanis pada sahabatnya. Toma tak bisa melakukan hal lain kecuali membalas senyuman itu.

+ + +
gw lg dengerin : Hanabi- Mr.Chidren

1 komentar:

  1. buseddd!!!!
    sepanjang jalan kenangan gini penpiknya...
    hehehe..
    ntar din culik dulu yah...baru ntar komen..
    okeh2...
    deenz_tegoshi yori

    BalasHapus