Jumat, 16 Januari 2009

FanFic

Title : Itsumademo

Author : teppenorabu

Fandom : NewS, JE

Pairing : tegopi (Tegoshi Yuya x Yamapi)

Rating : (not yet)

Genre : shiranai.. ^^

Chapter 1

“Yuya-kun… coba lihat ini, aku menemukan sesuatu” panggil Eri yang sedang membereskan lemari buku Tegoshi. Hari itu dia sengaja datang ke apartement kekasihnya pagi-pagi untuk membantu Tegoshi bersih-bersih.

“Nani?” sahut Tegoshi, sambil mendekati Eri. Dia juga sedang asik membongkar kotak rahasia yang berisi barang-barangnya saat dia masih sekolah dulu. Sudah lama sekali tak di lihatnya lagi.

“….kawaii..!!!” Eri berseru takjub menatap lembar demi lembar dari album foto yang ditemukannya. Tegoshi duduk di samping Eri. Dia terkejut dalam hati. Itu album fotonya dulu, yang selalu dia simpan di kotak rahasianya, tapi kemarin-kemarin Tegoshi tak menemukannya, ternyata disini “Ne, yuya-kun…kau imut sekali!” kata Eri lagi sambil menunjuk sebuah foto. Disana ada fotonya dengan seragam sekolahnya dulu, bersama seseorang…..orang yang sudah hampir 6 tahun ini tidak di lihatnya.

“A~~!” Eri berseru lagi, ketika membuka halaman berikutnya. “ini yuya-kun kah?kawaii…” kali ini foto Tegoshi saat berumur 5 tahun, bersama seseorang yang sama… orang itu memang terus bersamanya dari sejak mereka kecil hingga 7 tahun yang lalu.

Tegoshi tertegun, kenangan masa lalu menyergapnya. Dia terganggu. Dia tak mau mengingat orang itu lagi. Tapi memorinya tak berhenti mengingat.

“Ne yuya-kun….” Eri mulai merasa dari tadi kekasihnya itu tak bicara. Seperti tak menggubrisnya. “Doshita no?” tanya Eri sambil melihat ke arah Tegoshi yang lekat menatap album di tangannya. Tegoshi terhenyak, pikirannya kembali ke masa sekarang.

“Iie….” Jawab Tegoshi sambil mengambil album itu dari tangan Eri. Dia bersikap biasa lagi, menyembunyikan kegalauannya.

“E~~, aku belum selesai melihatnya…” Eri memprotesnya. Tapi Tegoshi terus membawa album itu bersamanya.

“Aku akan menyimpannya” kata Tegoshi. Eri menekuk wajahnya, merajuk.

“Nande? Biarkan aku melihatnya sampai selesai” Eri meminta dengan gaya menjanya.

“Tidak. Ini memalukan” kata Tegoshi sambil memperlihatkan hazukashi smile pada kekasihnya itu.

“Ii yo.. Yuya-kun imut sekali saat kecil”

Sekali lagi Tegoshi tersenyum, “arigatou, Eri-chan…” katanya

Eri menyerah setelah melihat senyuman manis kekasihnya. Dia selalu merasa beruntung tiap melihat senyuman itu. Dia bahagia memiliki kekasih setampan dan sebaik Tegoshi.

“Yosh, ayo selesaikan lebih cepat. Aku akan memasak makan siang yang lezat!” kata Eri lagi sambil mengangkat kepalan tangan kanannya ke udara. Dia ceria lagi seperti sebelumnya. Tegoshi tersenyum melihat tingkah kekasihnya. Itu yang membuatnya menyukai seorang Sayaka Eri, hingga 3 bulan yang lalu dia memutuskan untuk menjadikan Eri kekasihnya, setelah sebelumnya mereka berteman saja. Eri yang manja, ceria, dan selalu menyemangatinya, Tegoshi jadi merasa hidupnya lebih berwarna. Tapi… kenangan masa lalu tak pernah bisa pergi dari hidupnya. Kenangan yang ingin dia lupakan, tapi tak pernah ingin dia lupakan, memang sangat rumit. Perasaannya tak bisa berbohong, sekeras apapun dia mencobanya. Tegoshi menatap album foto di tangannya. ‘Itai….’ Tegoshi mengeluh dalam hati.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“….Sou ka” kata Yamapi pelan, setelah ,mendengar penjelasan dari Rei, kekasihnya. Tadi dia mengajak Rei untuk makan siang bersama, tapi tampaknya Rei sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai model. Siang ini dia ada pemotretan di daerah dataran tinggi, jadi dia pergi ke pinggiran kota.

“Gomen, Tomohisa…”

“Daijobu Rei, aku mengerti” Yamapi menyembunyikan kekecewaannya. Harus diakui ini memang sangat mnyebalkan. Sudah hampir seminggu ini mereka tidak benar-benar menghabiskan waktu bersama. Dalam sehari, mereka hanya bisa bertemu 2-3jam saja, dan terkadang tidak bertemu sama sekali. Hanya berhubungan lewat ponsel. Rei yang sangat sibuk. Sedangkan jadwal kerja Yamapi di perusahaannya sudah tak begitu menyita waktunya. Mestinya dia punya banyak waktu untuk bersantai dengan Rei. Tapi belakangan ini karier kekasihnya justru sedang naik daun, banyak majalah yang ingin memotretnya dan menjadikannya cover. Beberapa perusahaan produk pun ingin menjadikannya icon produk mereka. Memang menyenangkan menjadi populer, tapi waktu untuk bersantai bersama orang terdekat harus dikorbankannya. Yamapi telah merasa menjadi ‘korban kepopuleran’ kekasihnya sendiri.

“Maa.. aku pergi dulu. Mereka sudah memanggil untuk memotretku lagi” kata Rei setelah mereka mengobrol cukup panjang.

“Ok” sahut Yamapi tak bersemangat.

“Jaa mata, Tomohisa…”

“Jaa…”

“Aishiteru”

“Aishiteru mo”

Yamapi menutup ponselnya. Sekarang kata-kata cinta terasa tak cukup lagi untuk Yamapi. Dia membutuhkan Rei bukan hanya dengan mendengar suara dia di kejauhan mengatakan ‘aku mencintaimu’. Yamapi membutuhkan kehadirannya, perhatiannya.

Perlahan Yamapi memejamkan matanya, menghela napasnya berat. Dan bayangan masa lalu pun berkelebat lagi di benaknya, setelah beberapa minggu ini dia bisa berhenti mengingatnya karena ada Rei di sisinya. Sekarang setelah beberapa hari terakhir ini dia tak bersama Rei, kenangan itu hadir lagi. Kenangan tentang seseorang yang tak pernah bisa dia lupakan hingga saat ini. Seseorang yang dulu selalu ada untuknya. Seseorang yang secara sempurna telah mengikat perasaannya…. Yamapi merindukannya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

“Are?? Miyasama Rei??” Tegoshi menghentikan gerakan makannya dan mengulang nama yang baru saja disebutkan Eri. Kekasihnya itu sedang menceritakan sahabat lamanya.

Eri mengangguk bangga, sambil mengambil makanan dengan sumpitnya.

“Bukankah dia model terkenal itu?” tanya Tegoshi lagi, masih tak percaya.

“Sou…sou…” Eri mengangguk-anggukan kepalanya. “Yuya-kun tak percaya aku berteman baik dengannya?” dia tersenyum lucu.

“Kau tidak sedang mempermainkanku bukan?” Tegoshi malah bertanya curiga.

“Tidak.. tentu saja tidak” Eri tersenyum sambil mengibas-ngibaskan tangannya yang sedang memegang sumpit. “kami benar-benar berteman baik. Kami bersama-sama saat di sekolah menengah pertama. Sejak itu kami bersahabat, walaupun kami harus terpisah saat masuk sekolah menengah atas. Rei-chan dan keluarganya pindah ke Osaka. Tapi kami tak pernah berhenti berhubungan, sampai dia kembali lagi ke Tokyo dan menjadi model seperti sekarang” cerita Eri masih sambil tersenyum. Dia terlihat sangat senang.

“Apa Eri-chan sudah bertemu lagi dengannya?” tanya Tegoshi yang takjub mendengar cerita kekasihnya.

“Tentu saja. Kami suka mengatur pertemuan di akhir minggu. Tapi akhir-akhir ini dia bilang, dia sangat sibuk, jadwalnya padat. Jadi sudah 2 minggu ini kami belum bertemu lagi. A~~~, aku senang sekali melihat Rei-chan bisa sesukses sekarang. Dari dulu dia memang bercita-cita menjadi seorang model yang professional, dan dia berhasil. Rei-chan pantas mendapatkannya”

Tegoshi mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar cerita Eri. Persahabatan memang indah. Dia takjub dengan cara Eri dan Miyasama-san mempertahankan hubungan mereka. Hingga setelah sekian lama, mereka masih bisa untuk bertemu. Tidak seperti dirinya dan………..

“Ne yuya-kun, kalau Rei-chan sudah tak sibuk, aku akan mengenalkanmu padanya” suara Eri menghentikan pikirannya untuk mulai memasuki kenangan masa lalu. Secara tak langsung Tegoshi berterima kasih pada kekasihnya itu.

“Hontou ni? Aku akan mau sekali” sahut Tegoshi terlalu bersemangat untuk menutupi kalau tadi dia mulai melamun lagi.

“Ehh~~, kelihatannya kau sangat bersemangat…??” Eri menatapnya curiga. Tegoshi melihat kekasihnya seperti cemburu. Dia tersenyum menggodanya.

“Eri-chan cemburu pada sahabatnya sendiri. Padahal Eri-chan yang bilang ingin mengenalkan aku padanya”

“Aku tidak cemburu!” sahut Eri cepat. Mulai dengan wajah manjanya. “Aku tak mungkin cemburu pada Rei-chan, kami teman yang sangaaaaaaat baik”

Tegoshi tertawa kecil, sangat lucu memperhatikan kekasihnya itu.

“Apa yang Yuya-kun tertawakan!?” Eri memprotes tawa Tegoshi.

“Tak ada. Aku tidak tertawa…” jawab Tegoshi acuh, masih sambil tersenyum-senyum.

Eri menekuk wajahnya seperti biasa. Tegoshi terus tertawa lagi. Eri memandangnya sebal. “Maa, ayo makan lagi Eri-chan…” Tegoshi mengalihkan pembicaraan. Eri masih diam, merajuk. “Haik, makan ini…” Tegoshi menyodorkan sayuran kesukaan Eri dengan sumpitnya, tepat di depan mulut Eri. Dia bermaksud menyuapi kekasihnya. Eri yang sedang merajuk, tak bisa menahan senyumnya. Tegoshi sangat manis sekali, dia tak mungkin lama-lama sebal padanya. Senyum Tegoshi semakin lebar saat Eri mau membuka mulutnya dan memakan yang dia sodorkan.

“Oishi ne?” tanya Tegoshi benar-benar manis. Eri luluh untuk kesekian kalinya. Dia tersenyum malu sambil mengangguk. “Semua yang di masak Eri-chan memang enak. Arigatou…” tambah Tegoshi lagi, masih dengan senyuman manisnya. Eri merasa dirinya semakin meleleh. Pujian Tegoshi, senyuman manisnya, membuat Eri tak bisa berkutik. Dia benar-benar merasa jadi gadis yang paling bahagia di dunia. Rasanya dia ingin melompat sambil berteriak ‘YAY!’ lalu menghampiri kekasihnya itu dan memeluknya erat, tanpa melepaskannya lagi. Tapi……Eri tiba-tiba teringat. Sudah 3 bulan bersama, tak pernah sekalipun mereka berciuman. Memeluk pun hanya sekali atau dua kali saja. Mungkin hanya berpegangan tangan yang agak sering. Apa ada yang salah? Kenapa mereka belum melakukan ciuman pertama? Bahkan seharusnya di umur mereka sekarang, mereka sudah bisa melakukan yang lebih dari sekedar berciuman…Eri mendadak merasakan panas di pipinya, sangat malu ketika membayangkan itu. Sudahlah, Eri menggelengkan kepalanya tanpa sadar. Yang penting dia bersama Tegoshi sekarang. Mungkin untuk hal-hal seperti itu akan menyusul suatu hari nanti. Dia hanya harus berusaha agar hubungan mereka bisa untuk selamanya.

Tegoshi tersenyum lagi pada Eri, tanpa mengetahui apa yang dipikirkan kekasihnya itu. Eri membalasnya. ‘Yuya-kun daisuki….’ gumam Eri dalam hati.

****************************Chapter 1-end-*******************************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar